Skip to main content

Posts

New life?

Haaaaai, lama gak ngeblogging. Pengen banget tapi selalu ga ada niat lol. Jadi.. yak, pertama-tama, gue udah single. Terus, yang baca ini ga harus bilang wow kok! :)) Ohya btw, gue sedang training di salah satu perusahaan besar. Gue merindukan saat dimana gue bisa tidur dan bangun sesuka hati. REALLY. Jadi gue dapet berita dibutuhkannya seorang admin di perusahaan itu dengan syarat max. 26 tahun, wanita, single. Lulusan minimal SMA. Kebetulan memang bulan kemarin lagi getolnya gue nyari kerja sana-sini. Lalu gue mencoba peruntungan. Sebelumnya, gue sempet ditolak di salah satu usaha pendidikan swasta yang butuh seorang admin. Padahal gue confident saat tes maupun interview. Tapi Tuhan berkehendak lain. Waktu itu hari Minggu, lagi ngumpul bersama cewek-cewek gue #plak sepulang dari Gereja. Terus gue lagi curhat nyari kerja ke sini ke sana. Tiba-tiba cewek gue yang atu, Kezia, ngebilangin kalo dia dapet info butuh admin di perusahaan itu. Wah, boleh juga perusahaan bermer...

Fear

Belakangan ini gue sering diusik dengan pikiran tentang "gimana-kalau-nanti". Entah ini paranoid atau cemas berlebih (apa bedanya?). Gue kasih 2 contoh case yang sedang gue cemasin. Gue belakangan ini dihadapin sama kisah nyata orang sukses, yang notabene dulunya susah-susahan setengah mati, berjuang demi nafas per harinya, dan saat ini dikenal semua orang dan menikmati hasil jerihpayahnya itu. Contoh nyatanya Daniel Mananta dan Sule. Case gue, gue belom pernah ngerasain jerihpayah itu. Bukan karena ga bisa, tapi ga mau. Gue merasa hidup gue (untuk saat ini) diberi kenyamanan duniawi sehingga gue tanpa disadari terpupuk rasa malas untuk berusaha sendiri. Dan gue takut, gimana-kalau-nanti gue mengalami kebalikan dari teori ini? Dimana Daniel sama Sule susah dulu baru nyaman, sedangkan gue akan nyaman lalu susah. Tapi gue lagi berusaha keras melawan diri gue ini bersama dukungan Tuhan. Doain ya guys! ;) Karena games, gue sering masuk kamar telat. Gue tidur sekamar sama nyo...

12.06.12

Apa salah judul? Enggak kok. HAHAHA. Emang dasar telat aja share di blog. :( Terus apa itu 12.06.12? Tanggal kiamat? Bukaaan! Penasaran? Entar dulu ya biar penasarannya agak lamaan dikit. :)) Kenapa template blog berubah? Yeaahh, it's a whole new worldddd!! \m/ #padahalkarenabosenaja Yak, setelah kurang lebih sejam browse templates sana-sini, cuma template ini yang nyangkut di mata. Sisanya ga sesuai selera eke bok~ Banyak sih yang bagus, tapi backgroundnya putih gitu. Gue kan ngefansnya sama item. Okeh back to title. 120612. Found someone that I hope can brighter my day than before. Hmm.. seiman, perhatian, sayang nyokap, mancung (aduh!). Meski berat badan + tinggi badannya itu masi menang gue (h3h3h3), so what? Ada sih yang nyeritain begitu. "Kok dia mau sih sama yang begitu?" Oh guys, nobody's perfect except God. DIA aja yang perfek ga protes sama anak-anakNya yang cacat sekalipun. Nah elo sendiri yang ga perfek berani komen karya tangan Dia? Huft aj...

Dia... (Part IV)

Kemana rasa itu? Sepertinya telat sekali menuturkan part ini. Tapi daripada tidak sama sekali, nanti bisa jadi kontroversi. Hari demi hari berlalu. Seperti yang sudah-sudah,  jika tak mendapat respon, seiring berjalannya waktu, akan meniup rasa itu perlahan-lahan. Kurasa kini aku sudah bisa menerima kenyataan. Kenyataan bahwa tidak akan terciptanya satu impian. Kenyataan bahwa aku gemuk  tiap orang memiliki selera berbeda-beda. Kenyataan bahwa memang dia hanya menganggap teman saja. Move on? Membencinya? Menjauhinya? Tentu tidak. Aku akan tetap mengaguminya sebagai figur penasihat dan pendengar yang baik. Sebenarnya, ada seseorang yang (nampaknya) sedang melakukan beberapa tindakan pendekatan. Tapi.. Hmm.. Kita lihat saja nanti. Tugas dan pekerjaan pun ikut-ikut ingin diperhatikan selain masalah hati. Adios.

[ Owl City - In Christ Alone ]

In Christ alone, my hope is found
 He is my light, my strength, my song
 This cornerstone, this solid ground
 Firm through the fiercest drought and storm
 What heights of love, what depths of peace
 When fears are stilled, when strivings cease
 My comforter, my all-in-all
 Here in the love of Christ I stand There in the ground His body lay
 Light of the world by darkness slain
 Then bursting forth in glorious day
 Up from the grave He rose again And as He stands in victory
 Sin's curse has lost its grip on me 
For I am His and He is mine
 Bought with the precious blood of Christ No guilt in life, no fear in death 
This is the power of Christ in me
 From life's first cry to final breath
 Jesus commands my destiny
 No power of hell, no scheme of man
 Can ever pluck me from His hand 
Till He returns or calls me home
 Here in the power of Christ I'll stand Till He returns or calls me home
 Here in the power of Christ I'll stand Here in the power of Christ I'll stand ...

Dia... (Part III)

Aku harus senang, atau sedih? Pertemuan ketiga. "Mengapa excited sekali bertemu denganku?" "Hanya aku yang begitu kok," jawabku ringan. Aku melirik ke arah blackberry yang tengah ia keluarkan dari tasnya dan diletakkan di atas meja. Lalu  aku mendengus pelan. Pikiran aneh mulai meracuni otakku. Berapa wanita yang ada di list BBM-nya? Enak sekali mereka yang bisa BBM-an setiap saat dengannya. Malangnya nasibku yang tidak punya blackberry. Saat mengunjungi tempat bermain, aku menggila. Maaf, aku memang gamer freak. Game dance dan basketpun kuladeni berkali-kali. Setelah kelelahan, aku duduk dan mengambil selembar tisu untuk menghapus keringatku. Tidak lama, ia menghampiriku dan mengajakku bermain bersama. "Boleh," kataku mengiyakan. Lalu aku beranjak dari tempat duduk. "Eh, sebentar. Itu ada apa?" sambil menunjuk ke arah dahiku. Aku bingung dan dia mencoba untuk meraih sesuatu di dahiku. "E-eh? Apa?" Aku mencoba meraihnya sendir...

Dia... (Part II)

Aku senang, tapi.. Hari itu ia akan pergi ke luar negeri selama seminggu. Kukira aku akan kehilangan kontak. Aku sempat menuturkan bahwa aku sedih akan tidak berkomunikasi dengannya selam a sem inggu kelak. Tapi nyatanya, dia tetap mengabariku meski biaya pesan SMS mahal. Senangnya. Atau karena hanya dia baik? Sepulang dari sana, aku mengajaknya ikut ke sebuah acara makan bersama di sebuah restoran Jepang. Saat ia datang, ia menyerahkan sebuah jimat kecil berwarna pink. Dia bilang itu oleh-oleh dari negeri seberang. "Pakailah," katanya sambil menunjukkan jimat miliknya berwarna biru di tasnya yang ia kenakan di sisi tasnya. Lalu aku pun mengenakannya di tasku. Seperti couple, pikirku. Karena aku tidak terbiasa makan di tempat dimana kita harus memasak sendiri lauk yang diinginkan, dialah yang memberi arahan. Daging sapi, cumi, ayam, dia tawarkan dan kami menikmatinya bersama semeja. Ya, saat itu semeja untuk berdua saja. Seperti kencan rasanya. Sepulang dari sana...