Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2012

[ Owl City - In Christ Alone ]

In Christ alone, my hope is found
 He is my light, my strength, my song
 This cornerstone, this solid ground
 Firm through the fiercest drought and storm
 What heights of love, what depths of peace
 When fears are stilled, when strivings cease
 My comforter, my all-in-all
 Here in the love of Christ I stand There in the ground His body lay
 Light of the world by darkness slain
 Then bursting forth in glorious day
 Up from the grave He rose again And as He stands in victory
 Sin's curse has lost its grip on me 
For I am His and He is mine
 Bought with the precious blood of Christ No guilt in life, no fear in death 
This is the power of Christ in me
 From life's first cry to final breath
 Jesus commands my destiny
 No power of hell, no scheme of man
 Can ever pluck me from His hand 
Till He returns or calls me home
 Here in the power of Christ I'll stand Till He returns or calls me home
 Here in the power of Christ I'll stand Here in the power of Christ I'll stand

Dia... (Part III)

Aku harus senang, atau sedih? Pertemuan ketiga. "Mengapa excited sekali bertemu denganku?" "Hanya aku yang begitu kok," jawabku ringan. Aku melirik ke arah blackberry yang tengah ia keluarkan dari tasnya dan diletakkan di atas meja. Lalu  aku mendengus pelan. Pikiran aneh mulai meracuni otakku. Berapa wanita yang ada di list BBM-nya? Enak sekali mereka yang bisa BBM-an setiap saat dengannya. Malangnya nasibku yang tidak punya blackberry. Saat mengunjungi tempat bermain, aku menggila. Maaf, aku memang gamer freak. Game dance dan basketpun kuladeni berkali-kali. Setelah kelelahan, aku duduk dan mengambil selembar tisu untuk menghapus keringatku. Tidak lama, ia menghampiriku dan mengajakku bermain bersama. "Boleh," kataku mengiyakan. Lalu aku beranjak dari tempat duduk. "Eh, sebentar. Itu ada apa?" sambil menunjuk ke arah dahiku. Aku bingung dan dia mencoba untuk meraih sesuatu di dahiku. "E-eh? Apa?" Aku mencoba meraihnya sendir

Dia... (Part II)

Aku senang, tapi.. Hari itu ia akan pergi ke luar negeri selama seminggu. Kukira aku akan kehilangan kontak. Aku sempat menuturkan bahwa aku sedih akan tidak berkomunikasi dengannya selam a sem inggu kelak. Tapi nyatanya, dia tetap mengabariku meski biaya pesan SMS mahal. Senangnya. Atau karena hanya dia baik? Sepulang dari sana, aku mengajaknya ikut ke sebuah acara makan bersama di sebuah restoran Jepang. Saat ia datang, ia menyerahkan sebuah jimat kecil berwarna pink. Dia bilang itu oleh-oleh dari negeri seberang. "Pakailah," katanya sambil menunjukkan jimat miliknya berwarna biru di tasnya yang ia kenakan di sisi tasnya. Lalu aku pun mengenakannya di tasku. Seperti couple, pikirku. Karena aku tidak terbiasa makan di tempat dimana kita harus memasak sendiri lauk yang diinginkan, dialah yang memberi arahan. Daging sapi, cumi, ayam, dia tawarkan dan kami menikmatinya bersama semeja. Ya, saat itu semeja untuk berdua saja. Seperti kencan rasanya. Sepulang dari sana

Dia... (Part I)

Apa aku menyukainya? Aku mengenalnya dari sebuah situs pada bulan Oktober. Sekarang 6 bulan telah berlalu dari sejak pertama aku dikira pria olehnya waktu itu. Itulah dunia maya. Kau bisa menjelma menjadi apapun yang kau mau. Sampai pada pertemuan pertama dengannya. Aku agak lupa bulan apa waktu itu. Di pertemuan pertama itu aku ditemani sahabatku untuk bertemu dengannya. Alasanku 'kebetulan' ingin membeli gitar. Dan ia tahu banyak tentang mana gitar yang berkualitas mana yang tidak. Tapi alasan sebenarnya adalah ingin bertemu. Ingin tahu. Ingin mengenal lebih. Seperti biasa, pertemuan pertama dengan siapapun aku akan lebih pendiam. Dan mungkin beberapa orang yang sudah pernah mengalaminya akan kesal karena aku lebih banyak diam atau berkutat dengan handphone-ku. Itulah aku. Mungkin aku hanya butuh waktu untuk menyesuaikan diri. Sebelum menuju ke tempat alat musik, kami memutuskan untuk makan siang bersama. Dia memperhatikanku saat aku berusaha membelah daging